Perbedaan Window Manager dan Desktop Manager pada Linux

Bagi yang penasaran terhadap perbedaan antara Window Manager dan Desktop Manager (Desktop Environment) pada Linux, silakan baca artikelnya di bawah ini.

Apa itu Window Manager?

Window Manager adalah sebuah software untuk sistem operasi yang mengatur tata letak jendela program. Ada banyak Window Manager yang dapat dipakai pada Sistem Operasi Linux. Masing-masing memiliki cara kerja tersendiri.
Window Manager bisa dikatakan adalah tulang punggung (backbone) Desktop Environment. Sebagai contoh : Ketika menginstal XFCE (salah satu Desktop Manager) kita akan mendapatkan sistem manajemen Window (Window Manager), disamping itu kita mendapatkan beberapa "bonus" yaitu file manager, panel, dan beberapa program pendukung.
Tidak semua orang menginginkan "bonus-bonus" tersebut. Pecinta Window Manager pada Linux biasanya lebih suka melengkapi sistem Linux dari berbagai aspek yang mereka sukai.
Ketika kita menginstall Window Manager (seperti: Fluxbox, Openbox, Awesome WM, dll) kita tidak akan mendapatkan beberapa "bonus-bonus" tersebut. Kita hanya akan mendapatkan Window Manager saja.

Pro dan kontra menggunakan Window Manager

Pro

  • Penggunaan memory/CPU yang lebih rendah dari kebanyakan desktop environments.
  • Dapat mengatur (mengkonfigurasi) sistem Linux sesuai dengan tingkat kenyamanan kita.
  • Lebih banyak hal yang dapat kita atur daripada menggunakan desktop environments
  • Window Manager biasanya berbasis keyboard, Pecinta keyboard tidak membutuhkan mouse untuk bekerja dengan sistem.

Kontra

  • Tidak ramah pengguna daripada desktop environments
  • Penampilan tidak semenarik desktop environment
  • Tidak ada program pendukung atau konfigurasi bawaan
  • Membutuhkan proses belajar yang lebih untuk dapat menguasainya

Apa itu Desktop Manager?

Desktop Manager bisa disebut juga dengan Desktop Environment. Desktop Environment adalah suatu kumpulan program yang terangkum bersama untuk menciptakan ruang kerja. Desktop Environment datang bersama dengan Window Manager, Panel, sebuah set program bawaan (seperti: text editor, pemutar music/video, dll.), File Manager, Terminal Emulator, dan banyak lainnya.
Masing-masing Desktop Manager yang tersedia pada Linux memiliki karakteristik berbeda-beda, hal ini disebabkan karena visi dari pengembangnya.
Pengguna Linux yang lebih suka menggunakan sistem Linux melalui Window Manager biasanya berfikir bahwa Desktop Manager lebih memberatkan kinerja sistem Linux.
Kebanyakan pengguna Linux lebih menyukai "bermain" Linux melalui Desktop Manager karena mereka nyaman dan menghargai fitur-fiturnya, visual efeknya, program bawaannya, dll.

Pro dan kontra menggunakan Desktop Manager

Pro

  • Setelah terinstal, kita mendapatkan pengalaman berkomputasi lengkap dengan hanya sedikit konfigurasi (pengaturan) yang diperlukan
  • Banyak tampilan-tampilan (theme) yang menarik untuk Desktop Manager
  • Aplikasi dibundel (dirangkum) berarti kita tidak perlu menghabiskan banyak waktu menginstal hal-hal kecil (seperti editor teks, pemutar musik, pemirsa gambar, dll)
  • Biasanya sangat mudah dioperasikan (tidak membutuhkan banyak waktu untuk mempelajarinya).

Kontra

  • Kadang-kadang dapat dianggap memperlambat sistem.
  • Program bawaan tidak selalu program yang ingin kita gunakan.
  • Kustomisasi kadang-kadang bukan hal yang diterima.

Kesimpulan

Ketika menggunakan komputer, setiap orang memiliki perbedaan selera. Beberapa orang lebih suka menggunakan Window Manager yang lainnya lebih suka menggunakan Desktop Environment. Lakukan saja apa yang menurut kita nyaman terhadap sistem Linux yang kita gunakan. Yang terpenting adalah aktivitas berkomputer kita tetap lancar saat menggunakan sistem Linux.

Sumber: https://www.maketecheasier.com/difference-between-windows-managers-desktop-environments/

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.